Sunday, April 28, 2013

Stop Girl ~ I Just Can't Stop Loving You Part 1




Author: Mirz Jayanti

Cast:
Shin Dongho as Dongho
Kim Hyehoon(Ulzzang) as Hyehoon
Lee Kiseop as Kiseop
Tiffany Hwang as Fany

Other Cast:
Taeyeon as Taeyeon
Leeteuk as Appa Fany
Eunhyuk as Appa Kiseop
Kevin Woo as Kevin

Genre: Romantic
Typo: 3 Part-Long-

Preview..


Some days I don’t feel like tryin

''Aku mencintaimu.. Tapi apa kamu merasakannya? Apa kamu mengerti aku? Dia, kenapa masih saja mengharapkannya? Aku disini untukmu...''

Some days I can’t take the lyin’

''Hatiku begitu sakit... Tapi sakit itu beda dengan apa yang kufikirkan, aku takut jika kamu juga meninggalkanku , aku takut untuk mencintaimu.''

Today’s the day that I’ll be flyin’ away

''Hatiku hanya untukmu, kamu tahu itu.. Aku takkan membuatmu merasakan perih seperti seperti ini.''

I’ll give everything for you,
I’ll love for you
And now my heart is depleted but why are you

''Aku mohon.. Aku tak bisa jika menyakitimu seperti ini terus. Aku benar-benar tak bisa Hye-ah. Aku hanya ingin berada disisinya, hanya dia seorang yang kucinta. Maafkan aku''

I know that you are struggling too
But we still can’t live without each other..

''Jangan tinggalkan aku, aku mencintaimu Fany-ah. Aku mohon jangan tinggalkan aku lagi.''

And I know that this isn’t love
But we’re not playing some game
You know this too..

~Preview end


Play!

Dongho pov

''Dongho-ah.. Dimana kamu? Ayo kita makan bersama.. Dongho-ah'' ashh dia masih saja mencariku. Dimana lagi aku bisa bersembunyi? Apa mall ini kecil, sampai-sampai dimana pun aku bersembunyi ia selalu saja dapat menemukanku. Aku berlari ke sebuah etalase di toko baju ternama di mall ini. Bersembunyi dibaliknya menutupi wajahku dengan topi jaketku. Harusnya aku membawa kaca mata hitamku! Ash jeongmal!

Kulihat seorang pegawai wanita toko yang menjaga toko ini sedang melayani pelanggannya, ternyata ia terus melirik ke arahku. Mungkin ia menganggapku orang aneh, sampai kapan aku harus bersembunyi disini? Jangan sampai pegawai itu mengusirku dan Fany menemukanku! Ahh andweee!!

Omona pegawai itu sekarang berjalan ke arahku. Apa yang harus kulakukan? Ahh sebaiknya aku pura-pura pilih-pilih baju saja..

''Tuan.. Apa anda butuh bantuan?'' tanya pegawai itu lembut padaku, kini ia berdiri tepat disampingku.

''Dongho-ah! Shin Dongho!'' ah! tidak! Fany ! Jangan sampai dia tahu jika aku ada disini.

''Ya , aku butuh bantuanmu. Sangat membutuhkannya sekarang.'' kutarik lengan pegawai tersebut. Sempat kulihat kedua matanya terbelalak. Kemudian aku menariknya ke dalam pelukanku, menenggelamkan wajahku di bahu kirinya. Semoga Fany tak melihatku.

''Apa yang anda lakukan tuan?!'' pegawai ini mencoba melepaskan dirinya.

''Hanya sebentar , aku mohon. Jangan tanyakan apa yang sedang kulakukan padamu, aku hanya minta bantuanmu.'' jelasku padanya melihat keadaan di sekitar tokonya. Tiffany mungkin berfikir dia salah orang, kulihat dia berjalan keluar dari toko ini. Fiuhh untung saja dia udah pergi. Tapi apa aku harus menjelaskan semuanya pada pegawai ini? Hmm yang terpenting aku harus berterimakasih dulu padanya.

''Maafkan aku merepotkanmu dan Terima kasih juga atas bantuanmu.'' ujarku merenggangkan pelukkanku dan memegang kedua bahunya.

''Sebenarnya apa yang terjadi?'' sudah kuduga dia akan bertanya seperti itu.

''Seorang gadis yang ada disana, iya yang itu. Dia menyukaiku tapi aku tak suka padanya, dia begitu cerewet, agresif, ya walau senyum matanya indah, tapi tetap saja aku tak menyukainya. Sedangkan ia selalu saja mengejarku kemana pun aku pergi. Itu membuatku sangat terganggu'' aku terpaksa menjelaskan semuanya padanya.

''Seharusnya tuan bilang padanya jika anda tak menyukainya. Jika tuan seperti ini terus akan merugikan tuan dan juga dia.'' sebenarnya aku sudah mencoba itu seperti yang dikatakan pegawai tersebut.

''Berapa line mu? Aku tahun 94, Shin Dongho, panggil aku Dongho.'' kuulurkan tangan kananku, kulihat senyum yang mengembang diwajahnya.

''Aku 92, namaku Hyehoon, Kim Hyehoon. Apa tak apa jika aku memanggilmu seperti itu? Kamu kan juga pelanggan disini.'' pegawai bernama Hyehoon ini selain wajahnya cantik dan manis, ia juga sopan. Sepertinya dia gadis yang baik.

''Walau aku pelanggan disini, aku lebih kecil darimu, santai aja. Panggil aku DongHo. Dan masalah tadi, aku sudah coba bilang sama dia, cuman dia tetap tak ingin pergi dariku. Apa kamu punya cara untuk mengusir gadis sepertinya?'' kulirik keluar toko, aku takut jika Fany kembali lagi kesini.

''Baiklah Dongho, tapi apa itu tidak keterlaluan? Menurutku itu terlalu..''

''Sst!'' dengan cepat kutarik tangannya, duduk ke lantai. Tadi sempat tak sengaja aku lihat Fany berjalan melewati toko ini.

Dongho pov end-
Hyehoon pov

''Sst!'' aku begitu terkejut saat ia menarik tanganku turun sampai terjatuh ke bawah lantai, membuatku terduduk disana.

Bukan hanya terkejut , melihatnya , membuatku heran. Apa gadis itu begitu membuatnya sampai seperti ini?

Tak sengaja , saat aku melihatnya, kedua mata imutnya tertuju padaku. Aku hanya terdiam dan terus menatap matanya. Hal itu membuat oh tidak membuat hatiku berdegup tak karuan. Mataku pun tak berkedip sama sekali.

Tangannya menyentuh lembut poni rambutku, mungkin ia membenahi poniku yang sedikit berantakan. Tapi itu lebih membuat hatiku berdetak kencang, seperti orang yang habis berlari berkilo-kilo meternya.

''Aku tahu bagaimana cara untuk membuatnya pergi dariku.'' ujarnya, dan tak lama bibir manisnya tersenyum seperti evil. Mwo? Kenapa ia seperti itu?

''Umm baiklah jika kamu sudah tahu caranya, aku akan pergi sekarang. Karna masih ada pelanggan lain yang harus kulayani.'' ucapku , berdiri dan sedikit merapikan bajuku.

'Tunggu.'' sahutnya, saat aku hendak pergi. Kuberbalik dan menunggu apa yang ingin ia katakan.

''Bagaimana jika kita pacaran?'' pertanyaan yang terlontar darinya, membuat mataku terbelalak lagi untuk kesekian kalinya. Apa yang ia bicarakan? Pacaran? Belum 1 jam kenal denganku dan sekarang ia mau pacaran denganku. Itu sangat tidak masuk akal.

''Aku tak bisa, kita saja belum saling kenal dan..''

''Ini tidak serius, anggap ini akal-akalan atau bisa dibilang permainan untuk membuat Fany pergi dariku. Hanya sampai ia meninggalkanku. Aku mohon bantu aku.'' jadi nama gadis itu Fany, aissh! anak ini, apa yang harus kulakukan? Masa iya aku membantunya begitu saja? Itu malah membuatku masuk ke masalah orang lain.

''Gini aja, ini nomer telpon ku. Kalau kamu masih mau mempertimbangkannya, aku akan menunggumu. '' tambahnya , kemudian memberiku sebuah kartu nama miliknya. Tertera nomer telpon dan alamat disana.

''Kenapa kamu tidak mencari gadis lain saja?'' sahutku saat ia berjalan ke arah pintu keluar dari toko. Saat ia mendengarku , ia berhenti dan berjalan pelan mendekatiku.

''Iya? Kenapa aku tak mencari gadis lain? Hmm mungkin karna saat aku melihat wajahmu , hatiku berkata bahwa kamu adalah gadis yang dapat aku percaya.'' bisiknya tepat ditelingaku, kupandang wajah manisnya yang seperti baby itu, dan akhirnya ia meninggalkan toko ini.

''I believe in lovee..'' ponselku berdering tiba-tiba. Kulihat nama Kiseop Oppa disana.

''Nae, ada apa Oppa?'' Jawabku pada panggilannya.

''Hari ini kamu sibuk? Ada yang ingin aku bicarakan padamu Hye-ah..'' ucapnya dari sebrang sana.

''Setelah ini jamku pulang, aku bisa menemuimu Oppa, sekarang kamu ada dimana?''

''Aku sekarang ada didepan rumahmu , temui aku disana Hye-ah.''

Hyehoon pov end-
Author pov
~Skip

Hyehoon berjalan riang ke arah rumah minimalisnya, mendekati rumahnya ia melihat seorang namja berdiri didepan rumahnya. Namja yang ia cintai selama satu tahun terakhir ini, yang bernama Lee Kiseop.

''Apa kamu lama menungguku ,Oppa?'' tanya Hyehoon yang masih tersenyum manis, ya karna sekarang ia bersama dengan pujaan hatinya.

''Tidak.. Hye-ah..'' singkat Kiseop menampakkan wajahnya yang dingin pada Hyehoon.

''Ada apa ,Oppa? Kenapa wajahmu pucat? Apa kamu sakit?'' tanya Hyehon mendekati Kiseop dan kemudian ia mengelus pipi kanan Kiseop dengan telapak tangannya.

''Hye-ah.. Aku tak bisa bersamamu lagi.'' ucap Kiseop mengambil tangan Hyehoon dari pipinya. Kiseop tak menatap Hyehoon, ia hanya menundukkan wajahnya, menyembunyikan perasaannya.

''Oppa.. Apa kamu sedang bercanda? Apa maksudmu?'' Hyehoon begitu terkejut dengan apa yang diucapkan Kiseop.

''Kiseop Oppa, apa kamu tak mencintaiku lagi? Mengapa kamu katakan ini padaku?'' batin Hyehoon menahan perih dihatinya.

''Aku tidak sedang bercanda Hye-ah. Kini aku sadar jika kita tidak cocok, dan kita tak bisa bersama-sama lagi Hyehoon-ah. Maafkan aku.'' jelas Kiseop. Hyehoon mencengkeram tali tas yang ia bawa, ia terus mencoba tangis karna ucapan Kiseop yang begitu membuat hatinya terluka. Ia mencoba menahan air matanya yang siap jatuh.

''Oppa..'' panggil Hyehoon saat Kiseop hendak pergi meninggalkan Hyehoon. Kiseop pun memberhentikan langkahnya.

''Oppa, aku mohon tetaplah tinggal disini. Aku tak tahu apa alasanmu berkata seperti itu. Tapi aku mohon jangan pergi, aku.. Aku tak bisa jika harus kehilanganmu Oppa.'' ujar Hyehoon memeluk Kiseop dari belakang. Kini air mata Hyehoon jatuh seluruhnya, ia hanya bisa menangis dipunggung Kiseop. Menahan Kiseop agar ia tak meninggalkan Hyehoon.

''Hye-ah maafkan aku, tapi kini aku benar-benar tak bisa. Aku sangat menyayangimu Hye-ah, lebih baik kita menjadi saudara aja.'' balas Kiseop melepaskan tangan Hyehoon, setelah itu ia berjalan ke arah mobilnya yang diparkir tepat di sebelah rumah Hyehoon.

''Oppa..'' gumam Hye-ah menangis melihat Kiseop masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana.

''Hye-ah , aku bisa merasakan betapa sakitnya relung hatimu.. Sebenarnya aku tak sanggup melihatmu menangis seperti itu, aku ingin memeluk mu erat dan tak melepaskanmu. Hatiku perih saat mengucapkan kata-kata itu, tapi aku tak bisa memilihmu , keputusan ini adalah yang terbaik untuk kita , Hye-ah'' batin Kiseop sambil menangis dalam mobilnya.

~Skip

Pagi yang cerah dihari Minggu.. Walau matahari sudah terbit, dan memancarkan sinarnya, suhu dikota Seoul tetap dibawah rata-rata, dingin. Dengan jaket tebalnya ditambah syal yang melilit indah dileher, Hyehoon berjalan ke mini market didekat rumahnya. Tangannya tersimpan hangat didalam saku jaketnya, dan wajahnya terlihat kusut.

Membuka pintu mini market, Hyehoon pun berjalan ke lorong nomer 5 paling pojok.

''Huftt.. Dimana obat tidur?'' gumamnya sembari melihat dan mencari obat yang ia butuhkan.

''Ahh ini dia!'' seru Hyehoon mengambil obat tidur yang ia cari.

''Hyehoon?'' panggil seorang dari belakang.

-Author pov end
Hyehoon pov

''Hyehoon?'' kudengar seorang memanggilku dari belakang.
Dongho? Apa yang ia lakukan disini?

''Apa kita berjodoh? Akhirnya kita bertemu lagi.. Hehe..'' ucapnya terlalu percaya diri. Tapi ada apa dengan wajahnya, kenapa ada memar dipipi kirinya? Kudekati dongho, kutunjuk pipinya yang memar itu, bermaksud menanyakan apa yang terjadi padanya.

''Ini.. Ada salah paham dengan teman, jadi ia memukulku disini.'' jelasnya memberiku senyumnya yang begitu manis.

''Apa kamu tak bisa tidur, sehingga membeli itu?'' sahutnya. aa! Iya ! Obat ini, harusnya dia tak melihat obat ini.. Aigoo..

''Umm.. Ini.. Emm'' gugupku, aku harus bilang apa padanya?

''Tidak usah dijelaskan, sekarang aku mau tahu jawabanmu untuk permintaanku kemarin. Bagaimana? Apa kamu mau?'' ucapnya yang membuatku kini lebih bingung dan berfikir keras(?). Apa yang harus kulakukan? Tak mungkin aku menerima tawaran itu. Walaupun itu hanya sekedar permainan semata. sedangkan baru kemarin Kiseop Oppa memutuskan hubungan ku dengannya.

''Dongho!'' seru seorang membuatku kaget.

''Kini aku bergantung padamu , Hye-ah'' bisik Dongho padaku,kemudian menggandeng tanganku tiba-tiba.

''Yak! Dongho-ah .. Aku belum menjawabmu..'' bisikku padanya, mencoba melepaskan tanganku darinya.

''Sst, ikuti saja apa yang kulakukan. Ini takkan berjalan lama.'' bisik Dongho balik padaku. Kini aku dan Dongho berdiri sejajar sambil ia tetap menggandeng tangan kananku. Saat Fany, ya Fany menghampiri kami, wajahnya terlihat aneh,dan mungkin ia sedikit cemburu karna laki-laki yang ia suka kini bersama dengan gadis lain.

''Dongho-ah.. Dia siapa? Apa nunna-mu?''tanya Fany terus memperhatikanku.
Nunna? Ck dasar gadis ini, memang benar aku satu tahun lebih tua dari Dongho, tapi apa wajahku terlihat tua?

''Dia yeo..''

''Fany, apa kamu sudah temukan obatnya?'' sahut seorang , memotong pembicaraan Dongho. Sepertinya aku mengenal suara itu.

''Kiseop Oppa..'' aku tertegun saat mengetahui orang itu adalah Kiseop Oppa. Iya benar dia adalah Kiseop Oppa, tapi mengapa ia bersama Fany?

''Apa kamu mengenalnya?'' bisik Dongho padaku, aku hanya bisa terdiam dan terpaku melihat Kiseop yang kini berdiri disamping Tiffany. Belum sehari yang lalu , Kiseop Oppa meninggalkanku dan sekarang aku bertemu dengannya dengan gadis lain.

''Siapa dia?'' tanya Kiseop Oppa pada Fany, sambil melihat ke arah Dongho. Ia sama sekali tak menatapku. Oppa.. Apa kamu benar-benar ingin melupakanku?

''Dia Shin Dongho, dia adalah namjachinguku.. Dan ini obat yang kamu cari, jadi jangan ikuti aku lagi. Lagi pula appa kan menyuruhmu, kenapa ia harus menyuruhku untuk ikut bersamamu? Huftt'' balas Fany mendekati dongho kemudian melingkarkan tangannya ke lengan Dongho. Aku pun melepaskan tangan Dongho, dan sedikit menjauh dari nya.

''Yak! Aku bukan namjachingumu! Lagi pula sekarang aku sudah punya yeojachingu, jadi jangan ganggu aku lagi!'' bentak Dongho mencoba melepaskan dirinya dari Fany. Mendengar kata-kata Dongho, Fany terkejut dan menatapku tajam.

''Tak mungkin! Apa dia yeojachingumu? Aku ingin bicara padamu Dongho-ah!'' bentak Fany menarik tangan Dongho pergi keluar dari mini market ini, dan meninggalkanku bersama Kiseop Oppa. Aku masih terdiam disini melihat Kiseop Oppa, sedangkan Kiseop Oppa hendak pergi menyusul Fany dan Dongho.

''Oppa..'' panggilku padanya, iapun memberhentikan langkahnya.

''Apa itu karna Fany?'' ku beranikan diriku untuk bertanya alasan mengapa ia memutuskan saat itu.

''Kamu tak perlu tahu .. Dan satu lagi, kita sudah tidak ada hubungan apapun, jadi jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi.'' jawabnya. Setelah apa yang kemarin ia katakan padaku membuatku terluka, kini lebih membuat hatiku perih, bak diiris pisau.

''Jika aku tak bisa lakukan itu?'' tanyaku lagi.

''Berpura-puralah tak mengenalku.'' jawabnya.

''Tapi kamu bilang kita sekarang adalah saudara, kenapa kamu malah menyuruhku untuk seperti itu?''

Hyehoon pov end-
Kiseop pov

''Tapi kamu bilang kita sekarang adalah saudara, kenapa kamu malah menyuruhku untuk seperti itu?'' pertanyaan Hyehoon membuatku berdiri kaku dan entah aku harus jawab apa padanya. Kenapa aku harus bertemu dengannya hari ini? Jika melihatnya, hatiku terus berkata untuk bersamanya dan menemani disisinya, tapi aku tak bisa lakukan itu. Itu yang membuatku takut untuk bertemu dengannya.

''Lupakan apa yang kukatakan kemarin, tak mengenal sama lain itu lebih baik untuk kita berdua. Aku juga tak ingin menganggumu bersama anak kecil itu'' aku mencoba berkata kasar padanya. Maafkan aku Hyehoon membuat hatimu terluka karnaku.

Aku beranjak dari sana, meninggalkannya. Dan mencari Fany. Mungkin kalian belum tahu kenapa aku bisa bersama Tiffany atau bisa dipanggil Fany. Gadis itu adalah calon istriku, bukan aku yang memilihnya dan ia pun juga tak tahu mengenai hal ini. Appanya Leeteuk dan appaku ,Eunhyuk lah yang merencanakan pernikahan ini. Aku tak bisa menolak atau mengelak agar tak menikah dengannya, karna appa adalah satu-satunya orang tua yang tersisa dihidupku dan aku sangat menyayanginya. Jadi,aku hanya bisa menuruti apa yang diinginkan Appa. Aku pernah mengenalkan Hyehoon pada Appa, tapi ia bilang padaku jika ia tak menyukai Hyehoon. Sejak saat itu hatiku begitu gundah jika aku sedang bersama Hyehoon. Aku tak ingin menyakitinya karna appa. Dan pada akhirnya kita pun berpisah.

Aku merasa aku adalah seorang namja bodoh tak bisa jujur dengan perasaanku sendiri. Aku sangat mencintai Hyehoon, tapi apa yang kulakukan tidak mencerminkan hal itu. Aku tak ingin kehilangannya, tapi aku malah pergi dari sisinya. Aku ingin melihatnya terus tersenyum, tapi aku malah membuatnya menangis. Words that hurt Hyehoon. Then I make she cry. And when I look the tears fall down in her eyes, so that hurt me too.

Kiseop pov end-
Dongho pov

''Dongho-ah.. Aku tahu kamu cuman pura-pura kan? Gadis itu bukan yeojachingumu kan?'' kulepas eratan tangan Fany, saat itu menanyakan hal itu padaku.

''Aniya, dia memang yeojachinguku. Dan aku sangat menyukainya.'' kulihat wajah Fany , raut wajahnya tampak kesal saat aku menekan kata menyukai Hyehoon.

''Tiffany.. Kajja..'' panggil seorang yang barusan saja keluar dari pintu minimarket.

''Ande! Aku gak mau pulang! Kalo Oppa mau pulang, pulang sajaa..'' balas Tiffany pada Kiseop, ya ternyata orang itu adalah Kiseop. Kiseop

''Dongho-ah.. '' seseorang kini juga memanggilku, setelah kulihat kebelakang, ternyata dia , Hyehoon. Tapi kenapa wajahnya kusut lebih kusut sebelum aku bertemu dengannya? Ada apa?

''Hyehoon-ah.. Kajja ! Aku antarkan kamu pulang..'' kudekati ia dan kemudian menggandeng tangannya. Tak seperti biasanya, biasanya dia menolak atau berusahan untuk melepaskan tanganku. Tapi kini ia hanya terdiam.

''Dongho-ah!! Dongho!! Shin Dongho!!'' teriakkan Fany masih terdengar , walau sekarang ini aku sudah berjalan cukup jauh bersama Hyehoon.

~skip
Beberapa lama , baru aku sadar jika aku masih menggandeng tangan Hyehoon. Ingin melepas tangannya, tapi melihatnya terus terdiam malah membuatku khawatir, dan mengeratkan tanganku padanya.

''Hye-ah..'' panggilku lembut. Ia pun menghentikan langkahnya, dan kemudian melihat ke arahku.

''Apa kamu sakit?'' ku tanya hyehoon sembari mengecek dahinya, apa dia keadaan nya baik-baik saja.

''Dongho-ah..'' panggilnya lembut dan sangat pelan. Aku semakin cemas, saat kulihat kedua matanya yang indah itu berkaca-kaca.
Langkah demi langkah perlahan ia mendekatiku.

''Kenapa ia lakukan itu padaku?''

~To Be Continue..

No comments:

Post a Comment