Sunday, April 28, 2013

Stop Girl ~ I Just Can't Stop Loving You Part 1




Author: Mirz Jayanti

Cast:
Shin Dongho as Dongho
Kim Hyehoon(Ulzzang) as Hyehoon
Lee Kiseop as Kiseop
Tiffany Hwang as Fany

Other Cast:
Taeyeon as Taeyeon
Leeteuk as Appa Fany
Eunhyuk as Appa Kiseop
Kevin Woo as Kevin

Genre: Romantic
Typo: 3 Part-Long-

Preview..


Some days I don’t feel like tryin

''Aku mencintaimu.. Tapi apa kamu merasakannya? Apa kamu mengerti aku? Dia, kenapa masih saja mengharapkannya? Aku disini untukmu...''

Some days I can’t take the lyin’

''Hatiku begitu sakit... Tapi sakit itu beda dengan apa yang kufikirkan, aku takut jika kamu juga meninggalkanku , aku takut untuk mencintaimu.''

Today’s the day that I’ll be flyin’ away

''Hatiku hanya untukmu, kamu tahu itu.. Aku takkan membuatmu merasakan perih seperti seperti ini.''

I’ll give everything for you,
I’ll love for you
And now my heart is depleted but why are you

''Aku mohon.. Aku tak bisa jika menyakitimu seperti ini terus. Aku benar-benar tak bisa Hye-ah. Aku hanya ingin berada disisinya, hanya dia seorang yang kucinta. Maafkan aku''

I know that you are struggling too
But we still can’t live without each other..

''Jangan tinggalkan aku, aku mencintaimu Fany-ah. Aku mohon jangan tinggalkan aku lagi.''

And I know that this isn’t love
But we’re not playing some game
You know this too..

~Preview end


Play!

Dongho pov

''Dongho-ah.. Dimana kamu? Ayo kita makan bersama.. Dongho-ah'' ashh dia masih saja mencariku. Dimana lagi aku bisa bersembunyi? Apa mall ini kecil, sampai-sampai dimana pun aku bersembunyi ia selalu saja dapat menemukanku. Aku berlari ke sebuah etalase di toko baju ternama di mall ini. Bersembunyi dibaliknya menutupi wajahku dengan topi jaketku. Harusnya aku membawa kaca mata hitamku! Ash jeongmal!

Kulihat seorang pegawai wanita toko yang menjaga toko ini sedang melayani pelanggannya, ternyata ia terus melirik ke arahku. Mungkin ia menganggapku orang aneh, sampai kapan aku harus bersembunyi disini? Jangan sampai pegawai itu mengusirku dan Fany menemukanku! Ahh andweee!!

Omona pegawai itu sekarang berjalan ke arahku. Apa yang harus kulakukan? Ahh sebaiknya aku pura-pura pilih-pilih baju saja..

''Tuan.. Apa anda butuh bantuan?'' tanya pegawai itu lembut padaku, kini ia berdiri tepat disampingku.

''Dongho-ah! Shin Dongho!'' ah! tidak! Fany ! Jangan sampai dia tahu jika aku ada disini.

''Ya , aku butuh bantuanmu. Sangat membutuhkannya sekarang.'' kutarik lengan pegawai tersebut. Sempat kulihat kedua matanya terbelalak. Kemudian aku menariknya ke dalam pelukanku, menenggelamkan wajahku di bahu kirinya. Semoga Fany tak melihatku.

''Apa yang anda lakukan tuan?!'' pegawai ini mencoba melepaskan dirinya.

''Hanya sebentar , aku mohon. Jangan tanyakan apa yang sedang kulakukan padamu, aku hanya minta bantuanmu.'' jelasku padanya melihat keadaan di sekitar tokonya. Tiffany mungkin berfikir dia salah orang, kulihat dia berjalan keluar dari toko ini. Fiuhh untung saja dia udah pergi. Tapi apa aku harus menjelaskan semuanya pada pegawai ini? Hmm yang terpenting aku harus berterimakasih dulu padanya.

''Maafkan aku merepotkanmu dan Terima kasih juga atas bantuanmu.'' ujarku merenggangkan pelukkanku dan memegang kedua bahunya.

''Sebenarnya apa yang terjadi?'' sudah kuduga dia akan bertanya seperti itu.

''Seorang gadis yang ada disana, iya yang itu. Dia menyukaiku tapi aku tak suka padanya, dia begitu cerewet, agresif, ya walau senyum matanya indah, tapi tetap saja aku tak menyukainya. Sedangkan ia selalu saja mengejarku kemana pun aku pergi. Itu membuatku sangat terganggu'' aku terpaksa menjelaskan semuanya padanya.

''Seharusnya tuan bilang padanya jika anda tak menyukainya. Jika tuan seperti ini terus akan merugikan tuan dan juga dia.'' sebenarnya aku sudah mencoba itu seperti yang dikatakan pegawai tersebut.

''Berapa line mu? Aku tahun 94, Shin Dongho, panggil aku Dongho.'' kuulurkan tangan kananku, kulihat senyum yang mengembang diwajahnya.

''Aku 92, namaku Hyehoon, Kim Hyehoon. Apa tak apa jika aku memanggilmu seperti itu? Kamu kan juga pelanggan disini.'' pegawai bernama Hyehoon ini selain wajahnya cantik dan manis, ia juga sopan. Sepertinya dia gadis yang baik.

''Walau aku pelanggan disini, aku lebih kecil darimu, santai aja. Panggil aku DongHo. Dan masalah tadi, aku sudah coba bilang sama dia, cuman dia tetap tak ingin pergi dariku. Apa kamu punya cara untuk mengusir gadis sepertinya?'' kulirik keluar toko, aku takut jika Fany kembali lagi kesini.

''Baiklah Dongho, tapi apa itu tidak keterlaluan? Menurutku itu terlalu..''

''Sst!'' dengan cepat kutarik tangannya, duduk ke lantai. Tadi sempat tak sengaja aku lihat Fany berjalan melewati toko ini.

Dongho pov end-
Hyehoon pov

''Sst!'' aku begitu terkejut saat ia menarik tanganku turun sampai terjatuh ke bawah lantai, membuatku terduduk disana.

Bukan hanya terkejut , melihatnya , membuatku heran. Apa gadis itu begitu membuatnya sampai seperti ini?

Tak sengaja , saat aku melihatnya, kedua mata imutnya tertuju padaku. Aku hanya terdiam dan terus menatap matanya. Hal itu membuat oh tidak membuat hatiku berdegup tak karuan. Mataku pun tak berkedip sama sekali.

Tangannya menyentuh lembut poni rambutku, mungkin ia membenahi poniku yang sedikit berantakan. Tapi itu lebih membuat hatiku berdetak kencang, seperti orang yang habis berlari berkilo-kilo meternya.

''Aku tahu bagaimana cara untuk membuatnya pergi dariku.'' ujarnya, dan tak lama bibir manisnya tersenyum seperti evil. Mwo? Kenapa ia seperti itu?

''Umm baiklah jika kamu sudah tahu caranya, aku akan pergi sekarang. Karna masih ada pelanggan lain yang harus kulayani.'' ucapku , berdiri dan sedikit merapikan bajuku.

'Tunggu.'' sahutnya, saat aku hendak pergi. Kuberbalik dan menunggu apa yang ingin ia katakan.

''Bagaimana jika kita pacaran?'' pertanyaan yang terlontar darinya, membuat mataku terbelalak lagi untuk kesekian kalinya. Apa yang ia bicarakan? Pacaran? Belum 1 jam kenal denganku dan sekarang ia mau pacaran denganku. Itu sangat tidak masuk akal.

''Aku tak bisa, kita saja belum saling kenal dan..''

''Ini tidak serius, anggap ini akal-akalan atau bisa dibilang permainan untuk membuat Fany pergi dariku. Hanya sampai ia meninggalkanku. Aku mohon bantu aku.'' jadi nama gadis itu Fany, aissh! anak ini, apa yang harus kulakukan? Masa iya aku membantunya begitu saja? Itu malah membuatku masuk ke masalah orang lain.

''Gini aja, ini nomer telpon ku. Kalau kamu masih mau mempertimbangkannya, aku akan menunggumu. '' tambahnya , kemudian memberiku sebuah kartu nama miliknya. Tertera nomer telpon dan alamat disana.

''Kenapa kamu tidak mencari gadis lain saja?'' sahutku saat ia berjalan ke arah pintu keluar dari toko. Saat ia mendengarku , ia berhenti dan berjalan pelan mendekatiku.

''Iya? Kenapa aku tak mencari gadis lain? Hmm mungkin karna saat aku melihat wajahmu , hatiku berkata bahwa kamu adalah gadis yang dapat aku percaya.'' bisiknya tepat ditelingaku, kupandang wajah manisnya yang seperti baby itu, dan akhirnya ia meninggalkan toko ini.

''I believe in lovee..'' ponselku berdering tiba-tiba. Kulihat nama Kiseop Oppa disana.

''Nae, ada apa Oppa?'' Jawabku pada panggilannya.

''Hari ini kamu sibuk? Ada yang ingin aku bicarakan padamu Hye-ah..'' ucapnya dari sebrang sana.

''Setelah ini jamku pulang, aku bisa menemuimu Oppa, sekarang kamu ada dimana?''

''Aku sekarang ada didepan rumahmu , temui aku disana Hye-ah.''

Hyehoon pov end-
Author pov
~Skip

Hyehoon berjalan riang ke arah rumah minimalisnya, mendekati rumahnya ia melihat seorang namja berdiri didepan rumahnya. Namja yang ia cintai selama satu tahun terakhir ini, yang bernama Lee Kiseop.

''Apa kamu lama menungguku ,Oppa?'' tanya Hyehoon yang masih tersenyum manis, ya karna sekarang ia bersama dengan pujaan hatinya.

''Tidak.. Hye-ah..'' singkat Kiseop menampakkan wajahnya yang dingin pada Hyehoon.

''Ada apa ,Oppa? Kenapa wajahmu pucat? Apa kamu sakit?'' tanya Hyehon mendekati Kiseop dan kemudian ia mengelus pipi kanan Kiseop dengan telapak tangannya.

''Hye-ah.. Aku tak bisa bersamamu lagi.'' ucap Kiseop mengambil tangan Hyehoon dari pipinya. Kiseop tak menatap Hyehoon, ia hanya menundukkan wajahnya, menyembunyikan perasaannya.

''Oppa.. Apa kamu sedang bercanda? Apa maksudmu?'' Hyehoon begitu terkejut dengan apa yang diucapkan Kiseop.

''Kiseop Oppa, apa kamu tak mencintaiku lagi? Mengapa kamu katakan ini padaku?'' batin Hyehoon menahan perih dihatinya.

''Aku tidak sedang bercanda Hye-ah. Kini aku sadar jika kita tidak cocok, dan kita tak bisa bersama-sama lagi Hyehoon-ah. Maafkan aku.'' jelas Kiseop. Hyehoon mencengkeram tali tas yang ia bawa, ia terus mencoba tangis karna ucapan Kiseop yang begitu membuat hatinya terluka. Ia mencoba menahan air matanya yang siap jatuh.

''Oppa..'' panggil Hyehoon saat Kiseop hendak pergi meninggalkan Hyehoon. Kiseop pun memberhentikan langkahnya.

''Oppa, aku mohon tetaplah tinggal disini. Aku tak tahu apa alasanmu berkata seperti itu. Tapi aku mohon jangan pergi, aku.. Aku tak bisa jika harus kehilanganmu Oppa.'' ujar Hyehoon memeluk Kiseop dari belakang. Kini air mata Hyehoon jatuh seluruhnya, ia hanya bisa menangis dipunggung Kiseop. Menahan Kiseop agar ia tak meninggalkan Hyehoon.

''Hye-ah maafkan aku, tapi kini aku benar-benar tak bisa. Aku sangat menyayangimu Hye-ah, lebih baik kita menjadi saudara aja.'' balas Kiseop melepaskan tangan Hyehoon, setelah itu ia berjalan ke arah mobilnya yang diparkir tepat di sebelah rumah Hyehoon.

''Oppa..'' gumam Hye-ah menangis melihat Kiseop masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana.

''Hye-ah , aku bisa merasakan betapa sakitnya relung hatimu.. Sebenarnya aku tak sanggup melihatmu menangis seperti itu, aku ingin memeluk mu erat dan tak melepaskanmu. Hatiku perih saat mengucapkan kata-kata itu, tapi aku tak bisa memilihmu , keputusan ini adalah yang terbaik untuk kita , Hye-ah'' batin Kiseop sambil menangis dalam mobilnya.

~Skip

Pagi yang cerah dihari Minggu.. Walau matahari sudah terbit, dan memancarkan sinarnya, suhu dikota Seoul tetap dibawah rata-rata, dingin. Dengan jaket tebalnya ditambah syal yang melilit indah dileher, Hyehoon berjalan ke mini market didekat rumahnya. Tangannya tersimpan hangat didalam saku jaketnya, dan wajahnya terlihat kusut.

Membuka pintu mini market, Hyehoon pun berjalan ke lorong nomer 5 paling pojok.

''Huftt.. Dimana obat tidur?'' gumamnya sembari melihat dan mencari obat yang ia butuhkan.

''Ahh ini dia!'' seru Hyehoon mengambil obat tidur yang ia cari.

''Hyehoon?'' panggil seorang dari belakang.

-Author pov end
Hyehoon pov

''Hyehoon?'' kudengar seorang memanggilku dari belakang.
Dongho? Apa yang ia lakukan disini?

''Apa kita berjodoh? Akhirnya kita bertemu lagi.. Hehe..'' ucapnya terlalu percaya diri. Tapi ada apa dengan wajahnya, kenapa ada memar dipipi kirinya? Kudekati dongho, kutunjuk pipinya yang memar itu, bermaksud menanyakan apa yang terjadi padanya.

''Ini.. Ada salah paham dengan teman, jadi ia memukulku disini.'' jelasnya memberiku senyumnya yang begitu manis.

''Apa kamu tak bisa tidur, sehingga membeli itu?'' sahutnya. aa! Iya ! Obat ini, harusnya dia tak melihat obat ini.. Aigoo..

''Umm.. Ini.. Emm'' gugupku, aku harus bilang apa padanya?

''Tidak usah dijelaskan, sekarang aku mau tahu jawabanmu untuk permintaanku kemarin. Bagaimana? Apa kamu mau?'' ucapnya yang membuatku kini lebih bingung dan berfikir keras(?). Apa yang harus kulakukan? Tak mungkin aku menerima tawaran itu. Walaupun itu hanya sekedar permainan semata. sedangkan baru kemarin Kiseop Oppa memutuskan hubungan ku dengannya.

''Dongho!'' seru seorang membuatku kaget.

''Kini aku bergantung padamu , Hye-ah'' bisik Dongho padaku,kemudian menggandeng tanganku tiba-tiba.

''Yak! Dongho-ah .. Aku belum menjawabmu..'' bisikku padanya, mencoba melepaskan tanganku darinya.

''Sst, ikuti saja apa yang kulakukan. Ini takkan berjalan lama.'' bisik Dongho balik padaku. Kini aku dan Dongho berdiri sejajar sambil ia tetap menggandeng tangan kananku. Saat Fany, ya Fany menghampiri kami, wajahnya terlihat aneh,dan mungkin ia sedikit cemburu karna laki-laki yang ia suka kini bersama dengan gadis lain.

''Dongho-ah.. Dia siapa? Apa nunna-mu?''tanya Fany terus memperhatikanku.
Nunna? Ck dasar gadis ini, memang benar aku satu tahun lebih tua dari Dongho, tapi apa wajahku terlihat tua?

''Dia yeo..''

''Fany, apa kamu sudah temukan obatnya?'' sahut seorang , memotong pembicaraan Dongho. Sepertinya aku mengenal suara itu.

''Kiseop Oppa..'' aku tertegun saat mengetahui orang itu adalah Kiseop Oppa. Iya benar dia adalah Kiseop Oppa, tapi mengapa ia bersama Fany?

''Apa kamu mengenalnya?'' bisik Dongho padaku, aku hanya bisa terdiam dan terpaku melihat Kiseop yang kini berdiri disamping Tiffany. Belum sehari yang lalu , Kiseop Oppa meninggalkanku dan sekarang aku bertemu dengannya dengan gadis lain.

''Siapa dia?'' tanya Kiseop Oppa pada Fany, sambil melihat ke arah Dongho. Ia sama sekali tak menatapku. Oppa.. Apa kamu benar-benar ingin melupakanku?

''Dia Shin Dongho, dia adalah namjachinguku.. Dan ini obat yang kamu cari, jadi jangan ikuti aku lagi. Lagi pula appa kan menyuruhmu, kenapa ia harus menyuruhku untuk ikut bersamamu? Huftt'' balas Fany mendekati dongho kemudian melingkarkan tangannya ke lengan Dongho. Aku pun melepaskan tangan Dongho, dan sedikit menjauh dari nya.

''Yak! Aku bukan namjachingumu! Lagi pula sekarang aku sudah punya yeojachingu, jadi jangan ganggu aku lagi!'' bentak Dongho mencoba melepaskan dirinya dari Fany. Mendengar kata-kata Dongho, Fany terkejut dan menatapku tajam.

''Tak mungkin! Apa dia yeojachingumu? Aku ingin bicara padamu Dongho-ah!'' bentak Fany menarik tangan Dongho pergi keluar dari mini market ini, dan meninggalkanku bersama Kiseop Oppa. Aku masih terdiam disini melihat Kiseop Oppa, sedangkan Kiseop Oppa hendak pergi menyusul Fany dan Dongho.

''Oppa..'' panggilku padanya, iapun memberhentikan langkahnya.

''Apa itu karna Fany?'' ku beranikan diriku untuk bertanya alasan mengapa ia memutuskan saat itu.

''Kamu tak perlu tahu .. Dan satu lagi, kita sudah tidak ada hubungan apapun, jadi jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi.'' jawabnya. Setelah apa yang kemarin ia katakan padaku membuatku terluka, kini lebih membuat hatiku perih, bak diiris pisau.

''Jika aku tak bisa lakukan itu?'' tanyaku lagi.

''Berpura-puralah tak mengenalku.'' jawabnya.

''Tapi kamu bilang kita sekarang adalah saudara, kenapa kamu malah menyuruhku untuk seperti itu?''

Hyehoon pov end-
Kiseop pov

''Tapi kamu bilang kita sekarang adalah saudara, kenapa kamu malah menyuruhku untuk seperti itu?'' pertanyaan Hyehoon membuatku berdiri kaku dan entah aku harus jawab apa padanya. Kenapa aku harus bertemu dengannya hari ini? Jika melihatnya, hatiku terus berkata untuk bersamanya dan menemani disisinya, tapi aku tak bisa lakukan itu. Itu yang membuatku takut untuk bertemu dengannya.

''Lupakan apa yang kukatakan kemarin, tak mengenal sama lain itu lebih baik untuk kita berdua. Aku juga tak ingin menganggumu bersama anak kecil itu'' aku mencoba berkata kasar padanya. Maafkan aku Hyehoon membuat hatimu terluka karnaku.

Aku beranjak dari sana, meninggalkannya. Dan mencari Fany. Mungkin kalian belum tahu kenapa aku bisa bersama Tiffany atau bisa dipanggil Fany. Gadis itu adalah calon istriku, bukan aku yang memilihnya dan ia pun juga tak tahu mengenai hal ini. Appanya Leeteuk dan appaku ,Eunhyuk lah yang merencanakan pernikahan ini. Aku tak bisa menolak atau mengelak agar tak menikah dengannya, karna appa adalah satu-satunya orang tua yang tersisa dihidupku dan aku sangat menyayanginya. Jadi,aku hanya bisa menuruti apa yang diinginkan Appa. Aku pernah mengenalkan Hyehoon pada Appa, tapi ia bilang padaku jika ia tak menyukai Hyehoon. Sejak saat itu hatiku begitu gundah jika aku sedang bersama Hyehoon. Aku tak ingin menyakitinya karna appa. Dan pada akhirnya kita pun berpisah.

Aku merasa aku adalah seorang namja bodoh tak bisa jujur dengan perasaanku sendiri. Aku sangat mencintai Hyehoon, tapi apa yang kulakukan tidak mencerminkan hal itu. Aku tak ingin kehilangannya, tapi aku malah pergi dari sisinya. Aku ingin melihatnya terus tersenyum, tapi aku malah membuatnya menangis. Words that hurt Hyehoon. Then I make she cry. And when I look the tears fall down in her eyes, so that hurt me too.

Kiseop pov end-
Dongho pov

''Dongho-ah.. Aku tahu kamu cuman pura-pura kan? Gadis itu bukan yeojachingumu kan?'' kulepas eratan tangan Fany, saat itu menanyakan hal itu padaku.

''Aniya, dia memang yeojachinguku. Dan aku sangat menyukainya.'' kulihat wajah Fany , raut wajahnya tampak kesal saat aku menekan kata menyukai Hyehoon.

''Tiffany.. Kajja..'' panggil seorang yang barusan saja keluar dari pintu minimarket.

''Ande! Aku gak mau pulang! Kalo Oppa mau pulang, pulang sajaa..'' balas Tiffany pada Kiseop, ya ternyata orang itu adalah Kiseop. Kiseop

''Dongho-ah.. '' seseorang kini juga memanggilku, setelah kulihat kebelakang, ternyata dia , Hyehoon. Tapi kenapa wajahnya kusut lebih kusut sebelum aku bertemu dengannya? Ada apa?

''Hyehoon-ah.. Kajja ! Aku antarkan kamu pulang..'' kudekati ia dan kemudian menggandeng tangannya. Tak seperti biasanya, biasanya dia menolak atau berusahan untuk melepaskan tanganku. Tapi kini ia hanya terdiam.

''Dongho-ah!! Dongho!! Shin Dongho!!'' teriakkan Fany masih terdengar , walau sekarang ini aku sudah berjalan cukup jauh bersama Hyehoon.

~skip
Beberapa lama , baru aku sadar jika aku masih menggandeng tangan Hyehoon. Ingin melepas tangannya, tapi melihatnya terus terdiam malah membuatku khawatir, dan mengeratkan tanganku padanya.

''Hye-ah..'' panggilku lembut. Ia pun menghentikan langkahnya, dan kemudian melihat ke arahku.

''Apa kamu sakit?'' ku tanya hyehoon sembari mengecek dahinya, apa dia keadaan nya baik-baik saja.

''Dongho-ah..'' panggilnya lembut dan sangat pelan. Aku semakin cemas, saat kulihat kedua matanya yang indah itu berkaca-kaca.
Langkah demi langkah perlahan ia mendekatiku.

''Kenapa ia lakukan itu padaku?''

~To Be Continue..

Thursday, April 4, 2013

My Reason_Obsession (Sequel of I Think I Love You)





Author: Mirz Jayanti

Cast:
Kevin Woo as Kevin

Kim Taeyeon as Taeyeon

Lee Kiseop as Kiseop

Shin Soohyun as Soohyun

Other Cast:

Eomma Kiseop as Eomma Kiseop

Shin Dongho as Dongsaeng Soohyun

Hoon as Friend Soohyun

Eli as Directur/Kim Ajusshi

AJ as Jaeseop Kim

Yoon Bora as Cameo

Son Na Eun as Cameo

Genre: Romantic

Typo: Oneshoot-Long- , Flasback

Pesan :

FF ini adalah sequel atau kelanjutan dari FF I Think I Love You. Mungkin kalau ada kata'' yang kurang, mohon dimaklumi :D karna ngetiknya pakai Ponsel.  For Kissme like ME ^^

ITILY part 1 



ITILY part 2 



Read,Coment and don't forget Like this ;)
Thank's Before ^^

Play!
Author pov

5 Januari 2014

3 tahun setelah kululusan SMA , kini semua memiliki profesinya masing-masing.
Kevin menjadi penyanyi solo yang baru debut awal agustus lalu. Taeyeon bekerja sebagai penulis dan menterjemah novel di sebuah perusahaan besar. Mereka berdua pun masih melanjutkan Kuliah bersama di salah satu Universitas terkenal di Korea, NH University. Begitu pula Shin Soohyun yang juga kuliah di sana.

Walau jadwal aktivitas Kevin begitu padat, tapi dia masih menyempatkan dirinya untuk bertemu dengan Taeyeon, mengunjungi apartemen Taeyeon.

''Nunna! Aku merindukkanmu.. Sangat merindukkanmuuu uu.. '' ucap Kevin dalam telpon pada Taeyeon dengan nada yang begitu manja.. Hihi ^^

''Aku juga hmm.. Kapan kamu akan kembali dari Tokyo? Cepat ke Seoul, aku akan membuatkanmu sup kacang merah kesukaanmu'' balasan Taeyeon yang begitu lembut. Taeyeon menelpon Kevin saat berjalan pulang ke apartemennya.

''Benarkah?? Hmm.. Aku mau nunna! Mungkin 2 hari lagi aku akan ke Seoul. Jadwalku masih padat, padahal aku benar-benar merindukanmu, merindukkan pelukan mu nunna.. Hehe'' balas Kevin manja.

'' Umm baiklah, aku akan menunggumu.'' ucap Taeyeon di telpon.

''Nae, nunna. Baiklah aku tutup dulu ya. Saranghae!'' , '' Nae, Nodu ''

Tiba-tiba seorang tak sengaja menabrak bahu kanan Taeyeon dari belakang, saat Taeyeon hendak menutup telponnya, tapi ponselnya itu pun terjatuh. Seseorang lelaki dengan rambut warna coklat kemerahan, dan berponi sealis mata . Memiliki sepasang mata yang cukup lebar dan bibir yang begitu sexy. Ia membawa tas plastik, dan juga ransel di punggungnya. Laki-laki itu dengan cepat membantu Taeyeon mengambil ponselnya yang terjatuh, kemudian diberikannya ponsel Taeyeon.

''Taeyeon-ssi?'' sahut laki-laki tersebut saat melihat Taeyeon.

''Iya?'' tanya Taeyeon terkejut

''Oh benar Taeyeon-ssi! Kenalkan aku Kiseop, Lee Kiseop.'' ucap Kiseop menundukkan 90 derajat badannya.
Taeyeon merasa tak asing dengan nama Kiseop.

''Apa kita pernah bertemu sebelumnya?'' tanya Taeyeon sambil berfikir, memutar otaknya(?) mencari tahu dimana ia pernah tahu nama dan wajah Kiseop.

''Apa disini?'' ucap Kiseop, mengeluarkan sebuah majalah Bazaar SK dari ranselnya. Dan menunjukkan fotonya yang ada di majalah tersebut.

''Oh iya aku baru ingat. Ngomong-ngomong dari mana kamu tahu aku?'' tanya Taeyeon heran.

''Umm dari berita-berita Kevin, dia sering mengupload fotonya bersamamu ditwitternya.'' jelas Kiseop mengambil ponselnya, kemudian melihat sebuah pesan dari ponselnya.

''umm'' singkat Taeyeon.

''Mian, aku pergi dulu Taeyeon-ssi, sampai ketemu lagi .'' lanjut Kiseop kemudian pergi.

''Bertemu lagi?'' gumam Taeyeon.

~Skip

Author pov end-

Soohyun pov

Apa ini? Dead(mati)? Kenapa tulisan ini ada di pintu apartemen Taeyeon? Siapa yang menulis ini?

Apa Taeyeon tahu?

''Sunbaenim?'' kudengar seorang memanggilku. Kulihat kebelakang ternyata Taeyeon. Dia begitu terkejut melihat tulisan yang ada dipintunya itu.

''Taeyeon, tenang. Mungkin ini hanya kerjaan orang usil, jangan dipikirkan. Aku akan membantumu untuk menghapus ini.'' kucoba menenangkannya, wajahnya sekarang pucat, seperti orang sakit. Ia terus melihat tulisan itu. Aku pun mencoba menuntunnya ke apartemenku.

~Skip

''Itu.. Mungkin fans Kevin.'' kudengar ucapannya saat aku membuat teh di dapur.

''Apa sekarang kevin sudah sangat terkenal, sampai-sampai fans mereka mengebashmu seperti itu?'' kuhampiri Taeyeon sambil meletakkan cangkir teh tadi di meja.
Taeyeon hanya terdiam, ia melamun sambil memegang cangkir teh. Apa yang sedang ia pikirkan?

''Baby talk..talk..talk to me..'' tiba-tiba ponselku berdering.

''Iya Hoon? Ada apa?'' Ternyata Hoon menelponku,kulihat Taeyeon yang masih melamun di ruang tamuku.

''Sekarang? Baiklah aku akan menyusulmu'' Adikku Dongho, sekarang ini tawuran dengan teman sekolahnya, Hoon yang melihat Dongho. Jadi ia memberitahuku, dan sekarang aku harus menjemput Dongho. Ashh dasar Dongho!

''Taeyeon, aku harus pergi sekarang.'' sahutku, membuyarkan lamunannya.

''Ahh.. Iya, aku juga akan pulang. Terimakasih tehnya sunbae.'' balasnya, kemudian beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan apartemen ku.

~Skip
Soohyunpov end-

Taeyeon pov

Apa salah jika saat itu Kevin menerima tawaran menjadi penyanyi solo? Aku yang memintanya menerima tawaran tersebut, tapi aku tak tahu jika nantinya akan seperti ini. Aku dan kevin jarang bertemu, dan sekarang fansnya menindasku karna dia adalah idol.

Tapi, semua yang kulakukan adalah yang terbaik untuk Kevin. Alasanku seperti itu karna ingin membuatnya bahagia.

Kubuka pintu apartemen ku, kuletakkan tas dan kulepas sepatuku. Aku pun duduk tepat di depan layar laptopku. Kulihat sebuah e-mail masuk.

''Taeyeon-ssi.. Ini Kiseop, hehe.. Bisa kah besok makan siang bersamaku?'' isi e-mail tersebut.

Makan siang? padahal baru tadi siang aku berkenalan dengannya, sekarang sudah mengajakku makan siang? Apa ini yang dia maksud bertemu lagi?

~Skip

6 Januari 2014

Kulihat disekiling restoran, dimana dia? Huft..

''Taeyeon-ssi!'' kulihat Kiseop melambai-lambaikan tangannya sambil menyebutkan namaku di ujung sana.
Kenapa dia memilih tempat yang begitu jauh dari pintu masuk? Merepotkan saja.

Aku pun menyusulnya. Saat sampai, aku duduk, dan terdiam, melihatnya yang terus tersenyum dan melihatku aneh (?).

''Kenapa melihatku seperti itu?'' kulontarkan pertanyaan ya menurutku terlalu, tapi aku risih saat itu terus melihat ke arahku.

''Aniya, aku baru tahu kalau Taeyeon-ssi itu cantik. Ahh iya, mau pesan apa?'' ck.. Dasar laki-laki modus. Sama seperti kevin. Hmm.. Masih besok kevin pulang, hanya kurang satu hari saja aku sudah merindukkannya.

''Terserah'' singkatku padanya.

~Skip

''Taeyeon?'' tiba-tiba kudengar seorang dari belakang memanggilku saat makan, kulihat orang itu, dan..

''Soohyun sunbae..'' panggilku, ternyata Soohyun sunbae, tapi dia sedang bersama siapa?

''Jadi, dia yang namanya Taeyeon. Hmm.. Hai Taeyeon-ssi. Kenalkan Hoon, Yeo Hoon Min.'' sahut seorang yang ada disamping Soohyun sunbae, yang bernama Hoon itu. Aku hanya menganggukkan kepalaku.

''Siapa dia?'' bisik Soohyun sunbae padaku, sambil melihat Kiseop yang terus makan dengan santai.

''Dia..''

''Aku Kiseop, Lee Kiseop.'' ucap Kiseop tiba-tiba menyela ku, menghentikan makannya dan tersenyum lebar pada Soohyun.

''Apa kau Ulzzang?'' sahut Hoon.

''Iya.'' singkat Kiseop kemudian melanjutkan makannya.

''Aku baru lihat ada Ulzzang yang memiliki senyum selebar dia,selain itu dia lebih tampan darimu hyung, Haha..'' bisik Hoon pada Soohyun, membuat aku yang mendengar itu tertawa kecil kecil. Hihi..

Taeyeon pov end-

Author pov

7 Januari 2014
Pukul 07.15

Taeyeon bangun sangat pagi hari ini. Membuka korden jendelanya dengan cepat, tapi saat melihat ke seberang, korden jendela apartemen Kevin masih tertutup.
Terlihat wajah Taeyeon murung dan sedikit kecewa.

''Kapan ia datang?'' tanya Taeyeon dalam hati.

''A-yo! GG!'' dering ponsel Taeyeon yang terletak di meja kerjanya, tanda sebuah pesan masuk.
Buru-buru taeyeon mengambil ponselnya itu. Dan membuka pesan tersebut.

'' From: Kiseop
Taeyeon-ssi, temui aku di atas gedung apartemenmu.'' isi pesan itu.

'' Untuk apa menemuiku sepagi ini ?'' gumam Taeyeon.

~Skip

Soohyun membuka pintu untuk keluar sejenak. Saat itu, ia melihat Taeyeon menuju tangga dan kemudian naik ke atas.

'' ahh.. Apa aku masih tidur?'' gumam Soohyun sambil menggosok-gosokkan matanya dengan telapak tangannya.

''Hyung!'' sapa seorang mengagetkan Soohyun.

''Kevin? Kapan balik?'' tanya Soohyun masih kaget.

''Barusan tadi.''

''Oh'' singkat Soohyun

''By the way, tadi saat aku melihat dari seberang, kenapa apartemen taeyeon sepi?'' sahut Kevin.

''Benarkah?'' ucap Soohyun membelalakan matanya .
Kevin hanya membalasnya dengan anggukkan.

''Taeyeon? Kim Taeyeon!?'' panggil Soohyun keras, menggedor-gedor pintu Taeyeon.
Kevin yang melihatnya pun bingung.

''Ada apa Hyung?'' tanya Kevin
, mengambil tangan Soohyun, menahannya untuk menggedor pintu Taeyeon.

''Hss.. Aku tadi melihatnya naik ke atas. Tadinya aku kira aku hanya melantur, melihat bayangannya.'' Soohyun menjelaskan kepada Kevin dengan khawatir.

''Kenapa kau tak katakan dari tadi hyung?!'' bentak Kevin pada Soohyun, kemudian ia pergi meninggalkan Soohyun, berlari menaiki tangga apartemen .
Ia terus berlari dan berlari sampai puncak gedung apartemen tersebut.

Tapi saat ia membuka pintu lantai paling atas , ia tak melihat siapapun disana.
Soohyun pun datang menyusul Kevin.

''Kamu menemukannya hossh hossh?'' tanya Soohyun sambil membuang dan menarik nafasnya yang tak teratur karna menaiki anak tangga yang begitu banyak.

''Tidak ada, aku sudah mencarinya, tapi tak ada seorang pun disini.'' jawab Kevin yang tampak begitu khawatir. Begitu pula dengan Soohyun.

''Apa kau tidak salah orang hyung?'' tanya Kevin masih terengah-engah.

''Sepertinya tidak'' Soohyun menjawab kevin sambil menggelengkan kepalanya.

Kevin pun mencoba menelpon Taeyeon.

''Maaf nomer yang anda tuju ...''

''Kenapa ia selalu tak menjawab telponku. Sebenarnya kemana dia?''


~Skip

''Dua hari yang lalu, ada seorang atau aku tidak tahu lagi , menulis kata-kata kasar di pintu apartemen Taeyeon, tulisannya itu Dead.'' Soohyun membuka pembicaraan dengan Kevin di apartemennya. Mereka duduk di ruang tamu apartemen Soohyun, sambil minum secangkir teh hijau. Kevin hanya menunjukkan wajah kaget dan cemas.

''Dan kemudian Taeyeon bilang , jika itu mungkin adalah Fans mu.'' lanjut Soohyun.

''Kurasa bukan Fans ku, aku tahu siapa yang melakukan itu'' tegas Kevin , berdiri dari duduknya.

''Siapa?'' tanya Soohyun penasaran.
Tak ada jawaban dari Kevin. Kevin pun hendak pergi dari tempatnya.

''Yak! Nugu?'' bentak Soohyun menarik pergelangan tangn Kevin dengan kuat.

''Lebih baik hyung tunggu disini saja, jika Taeyeon kembali, segera hubungi aku.'' ucap Kevin melepaskan tangan Soohyun.

~Skip

''Tap.. Tap.. Tap..'' bunyi suara langkah kaki Kevin saat berada di sebuah ruangan dengan kaca yang begitu besar dan ruangan itu sangat terang, bisa dibilang tempat dance practice.

Kevin pun berhenti saat ia melihat Kiseop yang duduk bersender di tembok depan kaca, menundukkan kepalanya seperti sedang memikirkan sesuatu.

''Ada apa?'' tanya Kiseop tiba-tiba kemudian melihat ke arah Kevin.

''Dimana Taeyeon?'' Kevin malah bertanya balik pada Kiseop.

''Dimana Taeyeon? Kenapa kamu menanyakannya padaku? Memang aku tahu keberadaannya? Hmm..?'' Kiseop tersenyum evil saat ia juga berbalik tanya pada Kevin.

''Aku tidak bercanda Lee Kiseop!'' bentak Kevin menghampirinya dan kemudian menarik kerah baju Kiseop sampai-sampai Kiseop yang tadinya duduk kini berdiri berhadapan dengan Kevin.

''Aku tidak bercanda Kevin Woo, kenapa kamu mencarinya seperti orang bodoh hah?! Kenapa kamu tak menelponnya atau menghampiri tempat yang sering ia kunjungi? Malah menyalahkan seseorang yang tak mengenalnya sekalipun.'' Kiseop menjawab Kevin dengan tatapan mata yang begitu tajam dan suara yang lantang. Mendengar perkataan Kiseop, Kevin akhirnya melepaskan tangannya dari kerah Kiseop.

''Aku tahu kamu begitu membenciku dan ingin menghancurkanku tapi jangan sekali-sekali kau coba untuk menyentuhnya!'' tegas Kevin memukul dinding ruangan tersebut dan setelah itu mengambil ponselnya yang ada di saku kemeja, dan menelpon sebuah nomor. Kevin pun berjalan keluar dari ruangan itu.

''Ck..'' Kiseop juga mengambil sebuah ponsel dan melihat layar ponsel tersebut. Sebuah panggilan dari Kevin. Tak menjawab panggilaan itu Kiseop malah tersenyum evil dan kemudian mengantongi ponsel tersebut.

~Skip

Kevin mencoba mencari Taeyeon di tempat kerja Taeyeon.

''Kim Ajjushi, apa hari ini Taeyeon kerja?'' tanyanya Kevin pada Direktur perusahaan tempat Taeyeon bekerja.

''Eh Kevin, hari ini dia ijin katanya dia sakit demam, barusan adiknya menelponku'' jelas Direktur Kim.

''Adiknya? Apa dia punya adik'' pikir Kevin heran.

''Baiklah ajjushi,Terimakasih.''

Dilain tempat....
Pukul 14.05

''Hyung, kenapa kau berdiri diluar? Apa kau menungguku? Diluarkan dingin.'' Dongho pulang dari sekolahnya dan ia heran melihat hyung nya itu menunggu di pintu apartemen mereka.

''Aku menunggu Taeyeon. Dia menghilang sejak tadi pagi.'' Soohyun begitu cemas.

''Hilang? Tadi pagi saat aku berangkat sekolah , aku melihat Taeyeon nunna di Minimarket sebelah Apartemen seberang hyung.''

''Mwo??''

~Skip

Kevin sudah mencari Taeyeon kemana-mana. Dari tempat kerja nya, ke penerbit buku novelnya, dia juga berulang-ulang kali menelpon Taeyeon, tapi sekarang malah ponselnya tidak aktif. Ia pun kembali ke apartemennya, dan mencoba berfikir.

Saat ia menaiki tangga gedung apartemennya, tak sengaja seorang dengan menggunakan kaca mata zoff lebar, ia juga menggunakan topi yang menutupi wajahnya ,jaket coklat sambil memakan sebuah permen lolipop menabraknya, tanpa mengatakan apapun orang itu langsung pergi meninggalkan Kevin.

Kevin yang sudah merasa lelah tak ingin mempengkarakan masalah kecil tersebut. Ia terus naik, dan membuka pintu apartemennya dengan lemas dan letih.

''Drtt.. Drttt..'' ponsel Kevin bergetar, Kevin mengambil ponselnya itu.

''From: Soohyun Hyung
Dongho melihat Taeyeon pergi ke minimarket sebelah apartemenmu, kemudian aku mengecek untuk pergi kesana. Aku tak sengaja bertemu Hoon yang berkerja di minimarket tersebut. Ia bilang kalau Taeyeon membeli sebuah permen lolipop, obat pusing dan obat demam, kemudian berjalan ke arah gedung apartemenmu. Lebih baik segara kamu mencarinya, Aku tak bisa membantumu mencarinya sekarang karna ada urusan kuliah. Aku akan menyusulmu nanti.'' isi pesan tersebut.
Setelah membaca pesan itu, Kevin mengingat sesuatu..

Tak lama kemudian

''Apa mungkin?'' ucapnya kemudian berlari mengenakan sepatu dan jaket tebalnya karna diluar sangat dingin, kemudian mencari orang yang tadi menabraknya ditangga.

Kevin berlari, dan terus mencari orang itu sampai diluar gedung apartemennya, tapi alhasil dia tak menemukan orang itu. Kini pikiran Kevin begitu kacau balau.

''Dora dora dora doraga dora..'' dering ponsel Kevin , ada panggilan masuk.

''Apa kamu mencariku?'' ucap penelpon itu.

''Siapa kamu?!'' teriak Kevin pada penelpon tersebut.

''Apa kau sudah mengingatku, makanya kau mencariku. Kau tahu Taeyeon begitu cantik dan manis. Pantas saja kau menyukainya.'' ucap penelpon itu lagi yang berhasil membuat wajah Kevin merah seperti ingin meledak. Dalam hati Kevin ia begitu takut jika terjadi sesuatu pada Taeyeon.

''Dengarkan aku! Jangan sekali-sekali kamu menyentuhnya apa lagi melukainya!'' bentak Kevin melihat kesekeliling . Ia mencari orang yang sedang menelponnya. Karna kemungkinan orang itu belum jauh dari situ.

''Oppss.. Kata-kata itu , aku begitu bosan mendengarnya ,Kevin. Lakukan sesuatu jika kamu tak ingin aku melukainya!'' Balas penelpon itu mengancam Kevin.

''Apa yang kamu ingin kan dariku?'' 
''Berhentilah dari dunia Entertaint.. Aku membencimu Kevin Woo, aku sangat ingin menghancurkanmu! Karna kamu sudah menghancurkan mimpiku! Jika saja dulu kamu tak datang bersama Taeyeon, mungkin Jaseop-ssi sudah menerimaku dan aku menjadi artis yang sudah sangat terkenal, tapi semuanya hilang, hanya gara-gara dirimu!'' jelas penelpon tersebut, menekankan nada bicaranya.

''Kiseop..'' gumam Kevin kaget.

*Flashback
28 Oktober 2011

''Penampilanmu bagus, bisa menarik perhatian penonton ataupun fansmu nanti, apa kamu bisa bernyanyi?'' Jaeseop Kim atau bisa disapa AJ adalah pemilik KISSMe Entertaiment (Fiksi) , dia akan melahirkan artis baru atau debut.

Dan dari penyaringan audisi, Kiseop lah yang terpilih.

''Saya? Oh saya bi..'' gugup Kiseop, laki-laki berpenampilan cute dengan kaca mata zoff nya itu.

''Tuan!, Tuan!'' teriak seorang sekretaris AJ dari luar kemudian memasuki ruangan AJ, dan memutus pembicaraan Kiseop dan AJ.

''Ada apa ?'' tanya AJ bingung

''Ada tamu Tuan, katanya dia peserta baru.'' jawab Sekretarisnya itu, tak selang berapa lama peserta yang dimaksud masuk.

''Annyeong Jaeseop-ssi, aku Kevin woo. Maaf aku terlambat, karna kemarin masih ada sesuatu.'' sapa Kevin menggandeng tangan Taeyeon yang ikut bersamanya.

''Ahh iya, dan dia siapa? Apa dia juga peserta?'' tanya AJ melihat Taeyeon.

''Dia Taeyeon, Kim Taeyeon. Dia hanya menemaniku disini.'' saat Kevin memperkenalkan Taeyeon, Kiseop begitu gugup karna ia takut AJ akan memilih Kevin dari pada dirinya, padahal dia saja belum sempat menyanyikan sebuah lagu.

''Baiklah tunjukkan kemampuanmu'' ucap AJ.

Kevin pun menyanyikan sebuah lagu didepan AJ.

''Somebody take me away.. Somebody take me awaayy.. Somebody take me away, cause I can't take this pain..
''
mendengar Kevin bernyanyi, AJ begitu terpesona dengan kemampuan Kevin. Sampai-sampai AJ memberikan applause pada Kevin. Kiseop pun tambah gugup.

''Baiklah besok aku akan memberi kabar pada kalian'' ucap AJ tersenyum senang dan kemudian meninggalkan ruangannya.

Kevin dan Taeyeon saling melihat satu sama lain mereka pun tersenyum bahagia. Sedangkan Kiseop menatap mereka tajam.

~Skip
Keesokan harinya, Kiseop Eomma mengambil sebuah surat yang ada dikotak surat rumah nya. Disurat itu tertulis untuk Kiseop. Kiseop Eomma masuk ke dalam rumah dan mencari anak nya itu.

''Kiseop-ah, ada surat untukmu.'' panggil Kiseop Eomma.

Kiseop dengan cepat berlari menyusul Eommanya.
Kemudian mengambil surat tersebut dan dibacanya oleh Kiseop, dan Kiseop eomma pun melihatnya.
Tak lama saat Kiseop membaca surat tersebut, ia menangis.

''Ada apa Kiseop?'' ucap Kiseop Eomma.

''Aku..'' tak sanggup Kiseop berucap.
Ia pun meletakkan surat tersebut dan naik ke atas kamarnya.
Kiseop eomma bingung dan ia pun melihat surat itu.

Tertulis..

''Untuk : 
Lee Kiseop
di tempat

Maaf untuk Audisi Trainee kali ini, mungkin bukan keberuntunganmu Kiseop. Aku harap kau dapat mencobanya lagi.

Dari: 
Jaeseop Kim
KISSMe Entertaiment''

Membaca surat tersebut Kiseop Eomma begitu terkejut dan sedih, ia pun menyusul Kiseop. Dengan cepat Kiseop Eomma berlari menaiki anak tangga rumahnya tersebut. Kemudian sampai di kamar Kiseop, Kiseop Eomma langsung membuka pintu kamar Kiseop.

''Andwe! Andwe!'' teriak Kiseop Eomma sambil menangis melihat anaknya berdiri di atas pinggiran jendela kamar Kiseop.

''Kiseop-ah, jangan lakukan itu nak, aku mohon turunlah.'' ucap Kiseop eomma mendekati Kiseop dan mengulurkan tangannya pada Kiseop. Sesekali beliau juga mengusap air matanya.

''Untuk apa lagi Eomma? 100 kali aku mencoba dan ini yang terakhir masih tetap saja tak ada yang menerimaku. Eomma tahu sendiri betapa inginnya aku menjadi seorang artis , Eomma.'' tutur Kiseop bergetar.

''Eomma tahu, eomma tahu nak. Tapi yang kau lakukan itu termasuk menjadikanmu orang gagal. 100 kali, 200 kali ataupun 500 kali pun kau harus tetap mencobanya. Eomma akan selalu mendukungmu nak, Ayo turun sayang'' ucap Kiseop eomma pelan memegang tangan Kiseop.

''Eomma'' panggil Kiseop lembut, memegang erat tangan Eommanya itu.
Kiseop akhirnya turun mengikuti Eommanya dan langsung memeluk erat tubuh Eommanya tersebut, dan menangis dalam peluk Eomma tercinta.

*flashback end

''Apa bisa kamu lakukan itu? Aku rasa tidak mungkin.'' sahut penelpon itu ya, dia adalah Kiseop.

''Aku akan membantumu Kiseop, aku akan coba bilang pada AJ-ssi untuk menjadikanmu Trainee.'' tegas Kevin.

''Kevin-ah'' terdengar suara seorang gadis yang tak asing bagi Kevin dari telpon itu.

''Taeyeon-ah.. Apa itu kamu?? Taeyeon .., Taeyeon-ah!?''

''Tut.. Tut.. Tut..'' Telpon itu pun putus.

Dilain tempat..

''Kevin-ah'' panggil Taeyeon sadar dari pingsannya. Kiseop begitu terkejut dan kemudian ia dengan cepat mematikan telponnya.

Kiseop menghampiri Taeyeon. Sekarang ini Kiseop dan Taeyeon berada di atas gedung apartemen baru, ya tempat Kevin tinggal. Tapi kenapa mereka sampai disana?

*flashback

7 Januari 2013
Pukul 07.15

''A-yo! GG!'' dering ponsel Taeyeon yang terletak di meja kerjanya, tanda sebuah pesan masuk.
Buru-buru taeyeon mengambil ponselnya itu. Dan membuka pesan tersebut.

'' From: Kiseop
Taeyeon-ssi, temui aku di atas gedung apartemenmu.'' isi pesan itu.

'' Untuk apa menemuiku sepagi ini ?'' gumam Taeyeon.

''Lebih baik aku menunggu Kevin datang.'' lanjut gumam Taeyeon duduk di sofa hangatnya sambil memegang ponsel miliknya itu.

''A yo!.. A!.. A yo! GG!'' terdengar lagi dering ponsel Taeyeon.
3 Pesan baru tertulis disana, dan semuanya dari Kiseop.
Taeyeon akhirnya membuka semua pesan tersebut.

''Temui aku Taeyeon-ssi. Aku butuh bantuanmu.'' pesan 1

''Aku mohon, hanya 10 menit saja.'' pesan 2

''Aku sangat membutuhkan bantuanmu'' pesan 3

Taeyeon pun mengambil jaketnya dan keluar dari apartemennya. Ia sedikit berjalan cepat menaiki tangga gedung apartemennya tersebut. Saat itu , tak sengaja Soohyun melihat Taeyeon.

''I got a boy meotjin! I got a boy chakhan!'' Taeyeon memberhentikan langkahnya untuk naik, padahal belum sampai lantai 3 , ponselnya itu berdering untuk kesekian kalinya, bukan pesan masuk melainkan sebuah panggilan dari Kiseop.

Taeyeon pun mengangkat panggilan tersebut.
''Taeyeon-ssi, grr.. Uhh disini dingin, aku ada di Apartemen seberang lantai 4 no 305. Aku sudah menunggumu sejak tadi pagi. Bisakah shh kamu membelikanku lolipop?'' Taeyeon mendengar suara Kiseop yang begitu pelan dan lemah.

''Apa dia sakit? Kenapa minta lolipop?'' pikir Taeyeon.

''Aku akan segera datang, tunggu aku. Istirahatlah dulu'' tutur lembut Taeyeon, kemudian mematikan telpon itu.

Taeyeon pun akhirnya turun dengan Lift tua yang ada digedung apartemennya itu. Karna ia berfikir lebih cepat akan lebih baik. Padahal saat itu Kevin dan Soohyun mencarinya ke atas gedung.

Taeyeon lari menuju Minimarket seberang. Tak sengaja ia bertemu dengan Hoon yang menjaga kasir Minimarket tersebut.

''Taeyeon-ssi?'' sahut Hoon.

''Nae, umm.. Apa bisa kamu cepat berikan obat pusing dan demam itu?'' ucap Taeyeon , sambil menunjuk obat yang dimaksud, di lemari tepat dibelakang Hoon.
Hoon pun mengambil obat itu , dan diberikannya pada Taeyeon.

'' Ah iya! Dimana tempat permen?'' sahut Taeyeon, mengingat Kiseop meminta ia untuk beli permen lolipop.

''Dilorong dua paling ujung'' ucap Hoon heran.

Setelah Taeyeon membeli semua yang dibutuhkan, Ia pun cepat bergegas ke alamat yang dikatakan Kiseop tadi. Tak sengaja Hoon memperhatikan Taeyeon yang tengah berjalan ke arah gedung apartemen disebelah minimarket nya itu.

~Skip
''Tok.. Tok.. Tok'' Taeyeon mengetuk pintu nomer 305 di lantai 4 itu.

Kiseop membuka pintunya lebar , dan Taeyeon melihat nya bingung ditambah cemas. Wajah Kiseop terlihat pucat, bibir sexy nya yang kemarin berwarna merah merona kini menjadi putih pucat.

Tiba-tiba Kiseop merasa badannya lemas dan..

''Lee Kiseop!'' kaget Taeyeon , melihat Kiseop jatuh pingsan tepat didepannya.
Ia pun mencoba membangunkan Kiseop.

''Kiseop.. Lee kiseop??'' panggil Taeyeon menggoyang-goyangkan badan Kiseop.
Tanpa membuang-buang waktu, Taeyeon mencoba mengangkat Kiseop ke atas sofa dekat pintu.
Mencari selimut, dan kemudian meninggikan pemanas di apartemen Kiseop. Taeyeon juga meletakkan ponselnya di meja sebelah sofa bersamaan dengan obat dan permen lollipop yang ia beli tadi. Kemudian taeyeon meninggalkan Kiseop sebentar untuk mengambil air putih di dapurnya.

''I got a boy meotjin! I got a boy chakhan!'' dering ponsel Taeyeon membangunkan Kiseop. Kiseop pun menutup telpon itu dengan cepat, dan memodus diam kan ponsel Taeyeon, kemudian mengambil ponsel Taeyeon dan permen Lollipop itu ke dalam saku jas nya yang tergantung di dekat pintu.

''Kamu sudah bangun?'' sahut Taeyeon membawa segelas air putih untuk Kiseop.

''Um'' angguk Kiseop.

''Ini, minumlah'' ucap Taeyeon menyodorkan obat dan memberikan segelas air putih yang dibawanya.
Kiseop meminum obat itu dan setelah selesai ia memandang Taeyeon seperti ingin mengucapkan sesuatu.

''Apa demam mu sudah turun? Jika sudah terasa enakkan, aku akan pulang sekarang, aku harus cepat kembali.'' tutur Taeyeon sambil memegang kening Kiseop dengan telapak tangana kanannya mengecek suhu badan Kiseop.

''Ani, aku masih merasa sakit, Nomu appho . Jadi jangan tinggalkan aku.'' balas Kiseop menyentuh tangan Taeyeon yang ada dikening nya.

''Lee Kiseop..'' Ucap Taeyeon heran dan mencoba melepaskan tangan Kiseop, tapi Kiseop malah mengenggam erat pergelangan tangannya. Dan saat Kiseop memandang mata Taeyeon, Taeyeon semakin takut dan sedikit cemas padanya karna saat itu Kiseop menangis di depannya.

Kiseop berdiri dan terus menatap mata Taeyeon begitu dalam ,tapi Taeyeon malah menolehkan wajahnya sehingga Kiseop kini bertambah sedih dan banyak meneteskan air matanya. Walaupun sebenarnya Taeyeon tak tega jika melihat seseorang menangis karnanya ataupun bukan karnanya.

''Taeyeon-ssi'' panggil Kiseop lembut dan memeluk Taeyeon kemudian. Taeyeon hanya menepuk punggung Kiseop lembut agar Kiseop berhenti menangis.

''Maafkan aku'' tutur Kiseop yang membuat bingung Taeyeon .
Ternyata Kiseop memukul tengkuk Taeyeon dengan tangannya, membuat Taeyeon pingsan seketika.

Kiseop membuka buka isi ponsel Taeyeon dan memnghubungi salah satu nomer di phonebook milik Taeyeon.

''Annyeong, ini adik Kim Taeyeon. Hari ini Taeyeon nunna meminja ijin untuk tidak masuk kerjaa, karna ia sedang sakit.'' ucapnya pada penelpon itu.

''Nae.. Nae, Gomawo ajjushi'' akhirnya dan menutup telpon itu.

Kiseop merebahkan Taeyeon di sofa nya, kemudian ia mengenakan jas dan jaket yang digantung di dekat pintu. Ia juga memakai topi dan kaca mata zoff miliknya. Setelah bersiap-siap, akhirnya Kiseop menggendong Taeyeon keluar dari apartemennya, ia membawa Taeyeon ke lantai paling atas tempat terbuka yang sangat dingin di gedung apartemennya, sambil memakan permen lollipop.

Kemudian ia meletakkan Taeyeon di pojok , ditutupinya badan Taeyeon dengan selimut yang ia sengaja ia bawa.
Kemudian meninggalkan Taeyeon.

Ia menuruni tangga dan sengaja menabrak Kevin. Kevin hanya berjalan masuk ke apartemennya. Dan Kiseop kembali lagi ke tempat Taeyeon, ya karna untuk menjebak Kevin. 

Saat Kevin mulai mencari Kiseop keluar, Kiseop dari atas dapat melihatnya. Ia pun menelpon Kevin.
*Flashback end

''Kevin-ah'' panggil Taeyeon sadar dari pingsannya. Kiseop begitu terkejut dan kemudian ia dengan cepat mematikan telponnya.

Kiseop menghampiri Taeyeon dan mengelus tangan indah Taeyeon. Taeyeon hanya mencari ke seluruh arah, mencari keberadaan Kevin.
Tapi saat ia sadar bahwa ada seorang dihadapannya, ia pun menatap orang itu.

''Aku.. Aku ingat siapa kamu'' ucap Taeyeon pelan dan gemetaran karna disana sangat dingin.

Kiseop hanya tersenyum bahagia saat ia mendengar ucapan Taeyeon itu.
''Aku bukan melihatmu di maja..huk..huk lah, tapi, saat itu aku bersama Kevin dan dan kamu ada disana . Kenapa uhuk..huk.. mm kenapa kamu lakukan ini padaku Kiseop-ah?''

''Aku lakukan ini karna aku membencinya, karna dia aku tak jadi trainee dan debut.'' jelas Kiseop berjalan ke pinggir bangunan dan melihat Kevin tajam.

Mendengar penjelasan Kiseop, Taeyeon ..

Author pov end-

Taeyeon pov

Aku aku menangis saat mendengarnya . Aku hanya dapat melihatnya dari sini , terpaku diam disini kedinginan seperti patung.

''Itu bukan karna Kevin'' sahutku, membuatnya berjalan kembali ke arahku.

''Apa yang kamu katakan? Tidak mungkin jika semua itu bukan karna Kevin!'' bentaknya sambil menunjuk ke arah bawah. Jadi Kevin ? Apa kevin sudah kembali? Dia pasti mencariku seharian.

''Kiseop-ah, maafkan aku. Tapi, tapi aku lah yang menyuruhnya ikut audisi itu. Aku aku tidaka bermaksud..''

''Aku tak ingin mendengar penjelasanmu! Kamu hanya berbohong! Aku tahu kamu cuman ingin melindunginya!'' kini ia membentakku lebih keras sebelum aku menyelesaikan perkataanku.
Bagaimana membuatnya percaya padaku?

Aku coba mencari ponselku, tapi dimana? Apa jatuh?

''Kamu mencari ini?'' kulihat Kiseop menggenggam ponselku ditangannya. Kapan ia mengambil ponselku?

''Buka lah folder rekaman video ku dengan Kevin disana saat ia latihan sebelum Audisi. Akulah yang memintanya untuk berlatih dan mengikuti audisi tersebut.'' Baguslah jika dia dapat mencari video itu. Kudengar suara dari ponselku. Berarti dia sudah memutar videonya.

''Untuk siapa lagi aku hidup Kim Taeyeon? Jika aku tahu ini lebih awal, mungkin aku tak mengikuti perkataan Eommaku dan sudah berada di dunia lain.'' apa yang ia katakan? Kenapa saat Kiseop selesai melihat rekaman video itu dia malah semakin aneh dan wajahnya semakin sedih. Ahh.. Aku benar-benar tak bisa melihat wajahnya sedih seperti itu. Bukan seperti Kevin, tapi aku sangat tak tega jika melihatnya. Melihatnya aku selalu merasa kasihan,sebenarnya seperti apa hidupnya? Kenapa ia sangat terobsesi menjadi seorang artis? Sebenarnya semua memang salahku, karna ku, aku melihatnya seperti ini sekarang. Kenapa aku tak memikirkan orang lain saat itu?

''Aku hidup karnamu Taeyeon! Kim Taeyeon-ssi! Aku membenci Kevin karna ia memiliki semua. Ia memiliki suara yang indah, wajah yang kharismatik, dan ia juga memilikimu. Suara, wajah ataupun popularitasnya itu bukanlah yang terpenting untukku, tapi kamu lah yang sangat kuinginkan. Aku benci jika ia memiliki mu. Aku benci itu..'' kudengar semuanya, ya semua itu. Apa ini perasaan yang dimiliki orang lain ketika aku sendiri tak mengetahui itu? 
Kiseop.. Dia seperti dulu, saat aku menyukai Eunhyuk Sunbae tapi dia tak pernah tahu jika aku menyukainya.

''Mungkin lebih baik aku mengakhiri semua , Taeyeon-ssi.'' kudengar perkataannya itu yang membuatku lebih bingung dan takut akan apa yang ia lakukan. Kini ia memelukku erat, kurasakan badannya begitu dingin seperti es. Kudengar suaranya , ia menangis sendu. Kemudian merenggangkan pelukkannya itu. Dan berjalan ke pinggir balkon.

Tubuhku benar-benar terasa dingin dan lemah, kulihat ia berdiri di pinggir balkon menaikkan kakinya ke atas balkon tersebut. 

''Annde!! Ande! Aku mohon ! Kiseop-ah!! Andee!!''

Taeyeon pov end-

Kevin pov

Saat Kiseop mematikan telponnya, aku begitu khawatir akan Taeyeon. Ternyata Taeyeon benar-benar bersamanya.
Kulihat disekeliling dan ke atas gedung apartemenku. Ada seseorang disana tengah melihat kearahku, dan kurasa itu adalah Kiseop.
Aku cepat-cepat menyusulnya, berharap tak terjadi seseuatu pada Taeyeon.

Aku menggunakan lift untuk naik ke atas sana, dan saat kubuka pintu lantai paling atas tersebut, kulihat Kiseop tengah memeluk Taeyeon. 
Padahal aku sudah katakan padanya berulang kali untuk jangan menyentuhnya tapi berani sekali dia memeluk Taeyeon!

Walau tingkat emosiku sudah semakin naik, aku menahan diriku untuk menghampiri mereka.

Apa yang dia lakukan? Kenapa ia menaiki balkon tersebut? Jangan-jangan dia mau bunuh diri!?

Aku pun dengan spontan berlari ke arahnya dan menarik tangan Kiseop. Mengangkat badannya dan menjatuhkannya ke lantai beton itu.

''Aku sudah memperingatkanmu Lee Kiseop! Untuk ! Jangan ! Menyentuhnya!'' tekan perucapanku , menarik kerah kemejanya dan memukul wajahnya dengan kepalan tangan kananku berulang-ulang kali.
Wajahnya pun jadi biru keunguan karna pukulanku. Ia terbaring tanpa daya disana. Sedangkan Taeyeon, kulihat dan kuhampiri ia.

''Nunna! Nunna! Bangun.. Gwenchana?'' kuangkat badan Taeyeon dan kuelus pelan pipinya membangunkannya, tapi ia tetap tidak bangun. Mungkin dia pingsan karna kedinginan.

''Hyung.. Jemput Kiseop dan bawa dia kerumah sakit, aku juga akan membawa Taeyeon ke rumah sakit sekarang.'' ku tulis pesan singkat pada Soohyun Hyung, agar Kiseop tak mati kedinginan disini.
Aku tahu Kiseop sudah membuat gadisku pingsan kedinginan seperti ini, tapi aku sudah cukup puas membalasnya hanya dengan memukulnya seperti tadi. Aku tak kan melakukan hal yang tidak sewajarnya, karna itu bisa dianggap kejahatan.

Kevin pov end- 

Taeyeon pov

Kucoba membuka mataku pelan, kulihat wajah seseorang dihadapanku , masih terlihat kabur. Tapi akhirnya aku dapat melihat jelas. Pria yang kucintai ada disini, berbaring disampingku. Entah kapan aku ada disini, tapi aku senang bisa kembali bersamanya lagi, Kevin. 

Kugenggam erat tangan kanannya, kesentuh hidung mancungnya itu, dari kening sampai ujung. Tiba-tiba Kevin memegang tanganku, dan membuka matanya. Aku begitu terkejut dan sedikit malu.

''Apa kamu akan kembali ke Tokyo?'' tanyaku padanya pelan, ia masih memegang tanganku, dan memperat tangan kanannya.

''Tidak , aku akan bersamamu. Aku takkan meninggalkanmu lagi Nunna.'' tuturnya lembut tersenyum manis padaku dan kemudian ia memeluk tanganku di pipinya.

''Bagaimana dengan Kiseop?'' celetukku membuat senyumnya sedikit menghilang.

''Aku takkan membiarkannya menyentuhmu lagi ,Nunna. Huft.. Apa kamu begitu peduli padanya?'' ucapnya sambil mencemberutkan bibir manisnya itu. Hehe dia imut sekali.

Cup~

Aku mengecup bibirnya sekilas, dan ia pun kaget dengan apa yang aku lakukan tadi. Terlihat matanya terbelalak dan kemudian tersenyum manis seperti anak kecil.. Uhh aegyoo.. Hihi..

''Aku mau lagi..'' ucapnya genit.

''Tidak'' singkatku, berbalik memunggunginya.

''Nunna.. Ayolah.. Hehe ..'' 

Taeyeon pov end-

Author pov

''Tok..tok..tok..'' ketuk pintu kamar rawat Kiseop oleh Taeyeon.
Kiseop dirawat di kamar seberang kamar Taeyeon.

Taeyeon masuk, walau tak ada jawaban dari Kiseop.

''Kenapa kamu masih ingin menemuiku?'' Kiseop tahu jika Taeyeon datang ke kamarnya. Ia tak ingin melihat Taeyeon, karnaa ia masih merasa malu dengan apa yang sudah ia lakukan pada Taeyeon.

''Aku ingin tahu keadaanmu, dan aku juga ingin minta maaf sekali lagi padamu.'' ujar Taeyeon mendekati kasur Kiseop, dan hanya berdiri melihat Kiseop memunggunginya.

Tak lama kemudian, Kiseop menolehkan kepalanya, dan ia pun bangun. Duduk melihat Taeyeon yang ada dihadapannya.

''Aku baik-baik saja, dan harusnya aku lah yang meminta maaf padamu. Jika aku tak mementingkan kepentinganku sendiri, aku takkan membuatmu terluka dan merasa bersalah seperti ini.'' jelas Kiseop. Mata Kiseop memerah dan berkaca-kaca seperti ingin menangis.

''Aniya Kiseop-ah, ini memang salahku.'' Taeyeon menghapus bekas air mata Kiseop yang terjatuh cepat di pipi Kiseop.

''Maafkan aku'' ucap Kiseop merasakan kehangatan tangan Taeyeon, dan melihat Taeyeon dengan tulus.

~Skip
7 Januari 2014


''Tett.. Tet...'' bunyi alarm sekolah. Tanda waktunya istirahat.
Soohyun menunggu Bora selesai mengajar di kelas adiknya itu.

''Omo!'' kejut Bora saat Soohyun menarik pergelangan tangannya dan mereka berdua pun kini saling berhadap-hadapan di depan kelas.

''Aku kira siapa.. Huh.. '' keluh Bora melepaskan tangannya dari Soohyun.

''Apa kamu tidak merindukanku? Padahal aku menyempatkan datang ke sini hanya untuk melihatmu.'' Ucap Soohyun heran pada Bora, ya terang saja heran. Mereka sudah tak bertemu selama 4 bulan karna Soohyun mengikuti Training menyanyi di sebuah Management.

''Bagaimana bisa kamu bilang aku tidak merindukanmu, aku begiiituuu merindukaanmu. Apa kamu kesini cuman mau melihatku? Kalo sudah pergilah saja lagi.'' balas Bora cuek terhadap Soohyun.

''Lagi-lagi aku salah ngomong'' gumam Soohyun.

''Aniya Bora-ah, hmm ayolah Chagi jaangan marah , aku benar-benar merindukanmu. Bagaimanaa jika kita makan?'' goda Soohyun merangkul lengan Bora, melihat Bora dengan senyum dimatanya.

''Hehe.. Apa aktingku tadi bagus? Hmm apa mungkin aku bisa ikut Casting?'' canda Bora tertawa saat melihat Soohyun yang begitu takut melihatnya marah.

''Yakk.. Kamu membuatku takut saja. Tapi, mungkin jikaa sutradara yang melihatmu berakting seperti itu akan mempertimbangkanmu hehe..''



''Oppa..'' panggil gadis sapaan Na Eun itu pada Dongho yang tengaha asik mendengarkan lagu dengan Headphone yang ada di kedua telinganya itu sambil membaca Komik di kelas saat jam istirahat.

''Oppaa..'' panggilnya lagi lebih keras.
Dongho pun membuka Headphone yang ia kenakan, dan menutup komiknya.

''Ada apa baby?'' balas Dongho manis pada Na Eun sambil melihat ke arah Naeun.

''Apa kamu lupa hari ini hari apa?'' Na Eun mendekatkan wajahnya ke Dongho, berharap Dongho mengingat sesuatu yang sangat ia ingin Dongho mengingatnya.

''Hari ini? Bukannya hari ini hari Kamis?'' jawab Dongho membuat Na Eun menahan nafasnya sabar dan Na Eun pun mundur duduk di bangkunya, dengan rasa kecewa.

''Aku takkan mungkin lupa hari jadi kita baby..'' sahut Dongho, berdiri dan kemudian mendekati bangku Na Eun. Mengelus rambut panjang Naeun.

''Benarkah?'' tanya Na Eun melihat Dongho tersenyum manis.

''Umm.. Ini untukmu'' Dongho mengambil sebuah jepit pita berwarna pink dengan mutiara di tengahnya, sangat indah. Na Eun tersenyum senang mengetahui Dongho menyiapkan sebuah hadiah untuknya.

Akhirnya Dongho menjepitkan jepit pita tersebut ke rambut Na Eun.

''Kyeoptaa..'' tutur Dongho mengelus rambut Na Eun, kemudian Na Eun memeluknya erat .



''Nunna!!'' teriak Kevin memanggil Taeyeon manja saat mereka bertemu di Bandara Incheon. 

''Kenapa kamu masih saja memanggilku Nunna?'' ujar Taeyeon, ketika Kevin sampaai ditempat ia berdiri.

''Kamu ingin aku memanggil Chagi? Atau Yeobo atau Baby atau..'' sentuh jari telunjuk Taeyeon menghentikan Kevin berbicara.

''Cukup panggil aku Taeyeon, Oppa.'' balas Taeyeon, membuat mata Kevin terbelalak lebar mendengar Taeyeon memanggilnya dengan sebutan ''Oppa'' hehe..

Taeyeon pun meninggalkan Kevin pergi mencari Taksi.

'' Oppa? Dia memanggilku Oppa? Apa aku sedang bermimpi'' gumam Kevin sambil senyum-senyum sendiri.
Padahal Taeyeon pergi karna ia malu memanggil Kevin Oppa untuk pertamaa kalinya.

''Taeyeon-ah.. Panggil aku seperti itu lagi..!!'' ucap Kevin keras berlari menyusul Taeyeon dengan senyum yang masih tertera diwajahnya. 
>ヮ<

~It's all about my Obsession , and my Obsession is my Reason.

THE END ♥